-->

Konvolusi 2 Sinyal Sinus

Mengenai konvolusi dua sinyal sinus,Sinyal sinus tersebut dibangkitkan dengan nilai sampel yang sama yakni 20 sampel. Kedua sinyal tersebut mempunyai nilai amplitudo yang sama namun variable lainnya berbeda. Pada sinyal pertama dibangkitkan dengan frekuensi 1 dan beda fase 0 radian, sedangkan gelombang kedua dibangkitkan dengan frekuensi 0,5 dan beda fase 0,5 radian.
Kemudian kedua sinyal tersebut dikonvolusikan menghasilkan sinyal sinus yang memiliki 40 sampel. Selanjutnya dibangkitkan lagi dua sinya dengan frekuensi dan amplitude yang sama yakni 2 dan 1. Sinyal pertama dibangkitkan dengan fase 1,5 sedangkan sinyal kedua dibangkitkan dengan fase 0,5. Kedua gelombang tersebut dibangkitkan dengan 50 sampel, sehingga hasil konvolusinya menjadi lebih banyak yakni 100 sampel.
L=input('Banyaknya titik sampel(>=20): ');
f1=input('Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: ');
f2=input('Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: ');
teta1=input('Besarnya fase gel 1(dalam radiant): ');
teta2=input('Besarnya fase gel 2(dalam radiant): ');
A1=input('Besarnya amplitudo gel 1: ');
A2=input('Besarnya amplitudo gel 2: ');
%Sinus pertama
t=1:L;
t=2*t/L;
y1=A1*sin(2*pi*f1*t + teta1*pi);
subplot(3,1,1)
stem(y1)
title('sinyal pertama');
%SInus kedua
t=1:L;
t=2*t/L;
y2=A2*sin(2*pi*f2*t + teta2*pi);
subplot(3,1,2)
stem(y2)
title('sinyal kedua');
subplot(3,1,3)
stem(conv(y1,y2))
title('sinyal konvolusi');


Banyaknya titik sampel(>=20): 20
Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: 1
Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: 0.5
Besarnya fase gel 1(dalam radiant): 0
Besarnya fase gel 2(dalam radiant): 0.5
Besarnya amplitudo gel 1: 1
Besarnya amplitudo gel 2: 1

Banyaknya titik sampel(>=20): 50
Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: 2
Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: 2
Besarnya fase gel 1(dalam radiant): 1.5
Besarnya fase gel 2(dalam radiant): 0.5
Besarnya amplitudo gel 1: 1
Besarnya amplitudo gel 2: 1

Tidak ada komentar